Jumat, 25 Februari 2011

Burung Hantu




 
BURUNG HANTU SEBAGAI MUSUH ALAMI TIKUS
Kegiatan budidaya tanaman perkebunan tidak terlepas dari serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Salah satu hama utama pada beberapa komoditas unggulan perkebunan adalah tikus. Beberapa spesies tikus yang sering menjadi hama pada tanaman perkebunan, antara lain adalah Rattus rattus tiomanicus,R. r. exulans,R. r. argentiventer dan
R. rattus diardii pada kebun kelapa sawit serta Bandicota indica, R. r. argentiventer, dan R. r.
exulans pada kebun tebu. Pengendalian hama tikus secara terpadu umumnya dilakukan
dengan memadukan cara-cara mekanis seperti perburuan (gropyokan), kimiawi maupun biologis menggunakan musuh alami. Salah satu musuh alami yang dikenal sangat efektif dalam pengendalian tikus adalah burung hantu putih, Tyto alba.
Burung hantu tersebar hampir di seluruh bagian dunia. Di Indonesia sendiri, selainT.
alba yang berasal dari Famili Tytonidae, juga terdapat beberapa genus dari Famili Strigidae,
seperti:Otus,Bubo, danNinox.
Walaupun telah dikenal jauh sebelumnya, T. alba baru dideskripsikan secara resmi pada tahun 1769 oleh seorang naturalis berkebangsaan Italia bernama Giovanni Scopoli. Nama spesiesalba dipilih berdasarkan warna bulu badannya yang putih. Nama lain dariT. a l b a antara lain adalah: burung hantu muka monyet, burung hantu kerdil, burung hantu emas, burung hantu perak, burung hantu malam, burung hantu tikus, burung hantu pemekik, burung hantu jerami dan burung hantu cantik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar